always remember...

visit my failed blog at widiasrah.multiply.com and my third blog at widiasrahblog.multiply.com

Selasa, 24 Februari 2009

soal matematika???

kok diposting sih? abis bingung mau nulis apa.. tinggal didownload aja ya...

Selasa, 10 Februari 2009

Tutorial Bagian II

BAGIAN II: MEMBUAT TEKS DAN BENTUK KAOS YANG SIMETRIS

a. Membuat teks Inlabs2008

1. Kliklah Text Tool, yang berlambang seperti huruf A, lalu klik satu kali di tempat kosong pada lembar kerja anda.
2. Ketik huruf i, lalu tekan enter satu kali, kemudian ketik lagi huruf i. Setelah itu, hapus huruf i yang terletak di atas. Hal ini dilakukan agar huruf i yang anda ketik tidak menjadi huruf kapital. Oh ya, jenis tulisan yang digunakan adalah Euphemia, dengan ukuran 52,497.
3. Letakkan huruf i itu pada posisi x = 2,567 cm, dan y = 5,198 cm. Setelah itu, klik Docker Transformation, lalu pilih Position. Atur H = 1,9 cm. Kemudian, klik Apply to Duplicate sebanyak 9 kali, sehingga sesuai dengan kotak.
4. Ganti tulisan i pada masing-masing kotak dengan tulisan sesuai dengan contoh. Ganti warna sesuai dengan contoh, ada yang putih, ada yang hitam.
5. Jangan lupa membuat tulisan “kompetisi labschool”. Klik TextTool, klik pada lembar kerja yang kosong satu kali, lalu tulislah “kompetisi labschool”. Jenis tulisan Euphemia, ukurannya 18,33.

b. Membuat bentuk kaos.

1. Pertama, buatlah garis lurus menggunakan FreeHand Tool, lalu klik pada tempat kosong di lembar kerja anda. Lalu, bentuklah desain kaos agar sesuai dengan contoh yang diberikan, tapi ingat jangan semuanya dulu, melainkan hanya setengah bagian saja. Untuk memudahkan anda, gunakan garis dengan warna hijau.
2. Gunakan perintah Scale and Mirror pada Docker Transformation. Pilih H = 100%, lalu pilih opsi Mirror yang sejajar dengan tulisan H. Kemudian, klik Apply To Duplicate. Ganti warna garis bangun kedua dengan warna merah. Geser hasil duplikat ini ke sebelah kanan, sehingga titik-titik pada bangun lama dan baru bertemu. Terkadang, mungkin di bagian atas anda berhasil mempertemukan, namun di bawah belum. Hal ini bisa disiasati dengan mengedit Shape menggunakan Shape Tool.
3. Sambungkan bangun pertama (yang berwarna hijau), seperti yang terdapat pada gambar 3. Lakukan juga pada bangun yang berwarna merah, seperti gambar. Sebagai indikator, masing-masing bangun itu harus bisa diberi warna di bagian dalamnya (Fill Color).
4. Setelah itu, gabungkan bangun pertama dan kedua dengan perintah Weld pada Docker Shaping. Klik pada bangun hijau. Jangan beri tanda cek pada Source dan Target Object(s). Lalu klik Weld To. Maka, akan keluar tanda panah hitam, dan pilihlah bangun merah.
5. Bagian kedua selesai. Saya mohon maaf jika contoh yang saya berikan tidak terlalu bagus.

Bagian ketiga, adalah cara membuat ornamen-ornamen dalam lambang. Namun, saya mengkhususkan hanya pada ornamen yang dapat dibuat dengan Tool dalam CorelDraw dengan mudah. Sisanya, akan dibahas pada bagian keempat. Sebelum membahas bagian empat, saya harap anda mempunyai Software Microsoft Office, karena semua gambar yang sulit seperti pohon, bola basket, gitar, semua saya dapatkan dari Clip Art Microsoft Office.

Jumat, 06 Februari 2009

Gelombang Paranoia Ekonomi

GELOMBANG PARANOIA EKONOMIoleh Widifermadhana AsrahTadi pagi, saya mendengarkan sebuah obrolan panjang – sekitar satu setengah jam – di sebuah radio swasta terkenal di Jakarta tentang resesi ekonomi yang akan terjadi. Obrolan ini mengundang narasumber yang menurut saya sangat kompeten, yaitu Rhenald Kasali. Mereka membicarakan masalah kesulitan ekonomi yang akan terjadi pada tahun 2009, dan melihat juga fenomena di masyarakat tentang tanggapan masyarakat tentang ekonomi 2009.Menurut Rhenald Kasali, pembicaraan mengenai krisis ekonomi di media sudah sampai pada taraf yang mengancam perekonomian. Mengapa? Karena pembicaraan ini membuat segenap masyarakat paranoid. Pengusaha takut meminjam kredit, masyarakat takut kalau mau membeli rumah, dan berbagai masalah lainnya. Akibatnya, uang di bank tidak berputar di masyarakat. Keuntungan bank akan menurun, dan sektor perbankan (kembali) menjadi sektor pertama yang dihantam oleh gelombang paranoia ini.Awalnya, Rhenald Kasali (dan saya) mengerti tujuan pers mendengungkan secara terus-menerus mengenai krisis ekonomi di AS. Mereka ingin agar pemerintah melakukan sesuatu yang lebih terlihat, lebih kasat mata, sehingga Indonesia bisa terselamatkan dari krisis ekonomi. Namun, karena televisi A menyiarkan krisis, televisi B menyiarkan krisis, televisi C menyiarkan krisis, sehingga masyarakat mau tak mau terbawa anggapan bahwa krisis ini akan segera terjadi.Di mata masyarakat sekarang, mungkin sesuatu yang ganjil jika seseorang menganggap bahwa krisis ekonomi itu akan menjangkau Indonesia dalam waktu lama. Saya tidak menyalahkan pendapat masyarakat, namun alangkah baiknya jika kita sebaiknya berpikir tenang terlebih dahulu. Banyak masyarakat yang sok-sok bicara soal ekonomi, padahal sebenarnya tidak mengerti soal perekonomian. Ini tidak hanya terjadi di kalangan awam, namun juga di kalangan wartawan, yang dapat membentuk mindset di masyarakat.Selain berbicara tentang pers Indonesia, ternyata Rhenald Kasali juga menyentil kebiasaan dan perkataan “kuno” orang tua kita tentang masa sulit ekonomi (baca: resesi ekonomi). Banyak orang tua kita mengatakan, bahwa kita sebaiknya berhemat dalam masa krisis, karena orang lain sedang susah. Padahal, mungkin anda mendapatkan gaji dari pengeluaran orang lain juga. Tak selamanya berhemat itu baik, karena penghematan akan memutus perputaran uang, sehingga sektor-sektor ekonomi yang banyak dibeli oleh masyarakat akan terkena imbas paling awal.Sekarang, terserah anda. Apakah anda adalah seorang yang kapitalis, atau seorang yang komunis? Apakah anda adalah orang yang harus tetap berbelanja di mall selama krisis, atau berbelanja cukup di pasar saja? Jika anda adalah seorang shopaholic, pasti anda akan mendapat banyak terima kasih dari pemilik Debenhams, sales Sogo, satpam mall, penjahit pakaian, buruh rokok, bahkan hingga tukang ojek anda. Namun jika tidak, selamat menikmati tabungan anda. Semoga tabungan anda berbunga di bank, tetapi itu dapat terjadi kalau bank anda tidak tutup akibat gelombang paranoia anda sendiri.Menurut saya, masyarakat sebaiknya jangan takut, namun harus waspada. Waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi, bukan takut akan segala kemungkinan. Jika kita takut, kita tidak akan bergerak. Seperti uang yang mengendap di bank tadi. Ketakutan tak akan membawa anda ke manapun, namun kewaspadaan akan mengeluarkan anda dari keadaan serba sulit.Sebenarnya, jauh lebih baik untuk menjual pakaian, bukan?Penulis adalah siswa SMP Labschool Jakarta.

Selasa, 03 Februari 2009

bentuk kaos

Silahkan didownload format kaos, yang sudah saya buat minggu lalu. Formatnya dalam bentuk coreldraw 11, jadi maaf ya bagi yang tidak punya coreldraw. Oh ya, jangan lupa untuk memberi komentar jika anda mau ilmu dan desain anda berkah (halah...)