always remember...

visit my failed blog at widiasrah.multiply.com and my third blog at widiasrahblog.multiply.com

Senin, 24 November 2008

Mutu Sekolah, MOS 2008

Aduh, gimana ya, ceritanya… Mau dibilang enak, tapi yang namanya ngerjain orang itu kan nggak enak juga, gak ada sisi nambahin pahalanya...

Sabtu, 16 Agustus 2008. Ini hari pertama siswa baru SMP Labschool Jakarta masuk sekolah, sekaligus 1 bulan 1 hari menjelang pelepasan jabatan OSIS-MPK Praskadhira. Hari ini, siswa baru dibriefing mengenai pakaian yang harus dikenakan untuk hari Senin, nametag, potongan rambut, dan masih banyak lagi deh… Acara sudah mundur setengah jam dari perkiraan kita, bahwa acara akan mulai pukul 07.30. Setelah apel pembukaan, acara dilanjutkan dengan pengarahan singkat di kelas sampai jam 09.30, lalu penjelasan nametag. Nah, disini serunya.

Sekitar 09.35, pengarahan nametag dimulai. Acara ini diselenggarakan di sebuah ruangan yang cukup besar dan terbuka, sehingga cukup untuk menampung sekitar 250 orang. Sementara itu, para ibu dan bapak siswa baru ini juga ikut masuk ke dalam ruangan. Nah, saat penjelasan, sudah berulangkali dikatakan bahwa tidak boleh orang tua, apalagi pendatang baru itu, memoto dan memotret presentasi. Namun, masih ada juga tuh yang begitu… Ada yang menulis di kertas, ada yang memotret, wah pokoknya aneh-aneh deh. Sebenarnya, saya tahu perasaan orang tua kita, bahwa mereka itu takut jika anaknya tidak bisa membuat nametag dengan benar, maka anaknya akan dikerjai oleh kakak kelasnya.

Namun, esensi dari pembuatan nametag ini bukan dilihat dari benar atau salahnya, tapi sejauh mana ia berjuang. Saya tahu, bahwa dalam waktu yang sebentar, penuh keramaian dari Bapak dan Ibu kita, tentu jika saya sebagai pendatang baru tidak bisa mencatat. Betul tidak, kawan? Namun, sesungguhnya jauh lebih penting untuk mengadakan komunikasi yang intensif antar teman sekelas, sehingga informasi yang kita dapatkan = yang kita lihat dan tulis + yang kita tahu + yang kita dapatkan dari teman-teman. Esensi-esensi inilah yang hendak kami tanamkan di jiwa setiap pemimpin yang masuk ke SMP Labschool Jakarta. Perjuangan, jujur, pantang menyerah, ikhlas, bertanggung jawab, dan utamanya: kreatif. Tingkat kekreatifan para pendatang baru sangat menentukan, karena tanpa kreatif, tentu sulit untuk membuat nametag yang sedemikian susahnya..

Dibandingkan dengan pengarahan nametag yang baru aku jelaskan tadi, tentu ini jauh lebih enak daripada ketika aku masuk sekolah. Dulu proyektor yang disediakan ada 7 buah, sehingga kami dibagi menjadi 7 grup, lalu dimasukkan ke dalam kelas. Di kelas, tentu suara seorang kakak OSIS sudah cukup untuk meneriaki kita, dan dengan teriakan itu, sudah turunlah mental kita. Presentasi yang ditampilkan masih dalam transparent sheet, yang tentu tidak dapat mempresentasikan warna. Sehingga, untuk menunjuk warna akhirnya dipakai simbol-simbol seperti 1 untuk merah, dan seterusnya..

Readers, sebenarnya, kami telah gagal. Ya, gagal dalam mendidik para pendatang baru, mempersiapkan mereka untuk menjadi calon pemimpin yang kreatif dan berprestasi. Mereka sudah diberikan banyak fasilitas, dan coba tebak hasilnya…

Sekitar 20 orang pendatang lambang Labschoolnya adalah hasil print, bukan buatan sendiri. Wah, ini justru jenis kreatif yang dipaksakan. Kami mengaku, bahwa boleh kok lambang Labschoolnya jelek, kaya Patrick yang di Spongebob, yang penting digambar.. Ada yang lebih parah,, lho: semuanya diprint… Saya tidak akan menyebutkan namanya, cuma saya harap bahwa hal ini tidak terulang di MOS yang akan datang. Semoga, ini bisa menjadi introspeksi kita bersama…

Tidak ada komentar: